Minggu, 30 Mei 2010

Piala Dunia = Lebaran


Setiap agama tentu memiliki hari raya / hari besarnya masing-masing. Tiap hari raya pasti dirayakan secara meriah oleh penganutnya. Mereka bakal berbaur dengan siapapun, bahkan yang bukan dengan keluarganya sekalipun, karena larut dalam euforia hari raya.

Piala Dunia (PD). Ajang sepakbola internasional paling ditunggu seantero dunia ini saya anggap adalah sebuah 'lebaran'. Lebaran / hari raya adalah hari yang begitu suci dan ditunggu. Kita tentu tau lagu lebaran (Idul Fitri) yang berlirik:

Baju baru...alhamdulillah
Tuk dipakai...di hari raya
Tak punya pun...tak apa-apa
Masih ada baju yang lama


Lirik lagu tersebut tentu menggambarkan betapa baju baru adalah suatu hal begitu sakral pada setiap lebaran. Entah mengapa tradisi tersebut sudah berlangsung turun temurun, khususnya bagi kalangan menengah ke atas. Jika di PD, semua tim peserta telah disediakan kostum baru oleh sponsor apparel mereka. Tujuannya selain bisnis, tentu secara falsafah akan membawa spirit tersendiri bagi tim yang menggunakannya. Meksiko pada PD '98 di Prancis bahkan menggunakan motif suku Aztec demi mendapatkan spirit para leluhurnya. Kostum baru juga pasti akan membawa semangat baru bagi pemain yang bertarung di lapangan. Kemudian, lebaran tidak hanya identik dengan baju baru. Yang paling sering kita lihat/alami dari lebaran tiap tahun adalah perayaannya yang begitu meriah. PD selalu disambut meriah dimanapun, bahkan hingga negara-negara yang tidak menyelenggarakan PD pun ikut memeriahkannya. Dari mulai acara nonton bareng hingga penjualan merchandise yang berbau PD.

Saya masih ingat betul pada saat PD 2006 di Jerman lalu, saya masih aktif menggunakan akun Friendster saya, yang (sejujurnya) teman-teman saya didominasi oleh kaum hawa :D . Di kolom 'who I want to meet' mereka diisi dengan pemain-pemain yang notabene belum terkenal pada saat itu, hanya bermodalkan tampang yang bisa meluluhkan iman mereka. Sebut saja Andrea Barzagli, Bastian Schweinsteiger, Lukas Podolski, Tranquillo Barnetta. Mereka disebut dalam kolom tersebut. Dan saya langsung berpendapat, kalo bukan karena PD, mereka ga bakal tau tuh pemain-pemain bola.

Tanpa PD, mana mungkin Brazil akan dipertemukan dengan Korea Utara. Mungkin bisa di pertandingan friendly, tapi gengsinya tentu jauh berbeda dibandingkan di PD. Mana mungkin Selandia Baru bertemu Italia, atau Belanda bertanding dengan Kamerun, Jerman beradu fisik dan otot dengan Ghana, kalau bukan dipertemukan oleh PD. Begitu juga lebaran, banyak dari kita yang sangat jarang bertemu sanak saudara yang kebanyakan berada di kampung halaman. Tapi karena lebaran, akhirnya kita dapat bertemu kembali setelah sekian lama, dan dapat saling berbagi kebahagiaan.

Nikmatnya sebuah silaturrahmi dalam skala yang begitu besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar