Senin, 03 Mei 2010

Kutukan Semi Final

Darren Fletcher musim lalu tampil gemilang saat membawa Manchester United menang 3-1 atas Arsenal pada semifinal Liga Champions musim 2008/2009. Namun, satu pelanggarannya terhadap Cesc Fabregas di kotak terlarang membuat wasit ketika itu, Roberto Rossetti langsung menunjuk titik putih, dan tanpa ampun mengeluarkan Flethcer dari lapangan hijau. Darren Flethcer mengikuti jejak Paul Scholes dan Roy Keane yang gagal tampil di partai puncak Liga Champions pada musim 1998/1999 akibat akumulasi kartu.

Dani Alves dan Eric Abidal dari Barcelona yang musim lalu menjadi lawan Manchester United di final Liga Champions juga mengalami nasib yang serupa. Mereka tampil apik dan konsisten dalam menjaga pertahanan Barcelona sepanjang kompetisi, namun mereka kehilangan kontrol saat Barcelona bertandang ke Chelsea dalam semifinal Liga Champions, akibat permainan kerasnya, mereka berdua diganjar kartu kuning dan akhirnya mereka hanya menjadi penonton pada saat timnya mengalahkan Manchester United 2-0.

Dan tahun ini, korban keganasan semifinal itu kembali memakan korban. Juga seperti tahun lalu, kedua tim yang saling berhadapan, sama-sama 'mengirimkan wakil' untuk tidak tampil di partai puncak Liga Champions. Mereka yang bakal menjadi penonton ketika timnya berjibaku di lapangan adalah Franck Ribery dan Thiago Motta. Thiago Motta sebelumnya pernah mencapai final kompetisi ini pada 2006 bersama Barcelona, namun ia tidak diturunkan pada partai final yang dimenangkan Barcelona tersebut dengan skor 2-1. Franck Ribery lebih naas lagi, pelanggarannya terhadap Lisandro Lopez yang berbuah kartu merah, memupuskan harapannya untuk tampil di final Liga Champions. Padahal, ini salah satu kesempatan emasnya untuk menampilkan kelihaiannya mengolah si kulit bundar, mengingat Ribery merupakan salah satu pemain yang disejajarkan dengan Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Kaka karena mempunyai skill di atas rata-rata.

Kedua tim kini tengah mengupayakan agar pemain andalannya dapat tampil di partai final, meski nampaknya akan berjalan sia-sia, mengingat peraturan UEFA dibuat secara tegas dan tidak mempertimbangkan hal-hal yang sifatnya personal. Karena tim-tim sebelum mereka pernah mengajukan permohonan serupa, namun tidak berhasil, dan pemain yang terkena akumulasi tetap akan menjadi penonton di final.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar